MEMBACA SASTRA

                Membaca sastra merupakan keterampilan memperoleh informasi mengenai isi teks sastra, baik tersirat maupun tersurat. Dalam membaca teks sastra ini, peserta didik dituntut untuk mengaktifkan daya imajinasinya dan kretivitasnya agar dapat memahami isi teks sastra. Teks sastra yang menjadi bahan kajian adalah cerita pendek (cerpen) dan fabel atau cerita moral.

Adapun kompetensi membaca meliputi :

a.         Menentukan Makna Kata dalam Cerpen dan Fabel

Makna kata baru dapat ditentukan apabila kata itu sudah berda dalam konteks kalimat, sehingga untuk menentukan makna kata, kita harus memperhatikan konteks kalimatnya. Artinya sebuah kata dapat berbeda maknanya ketika diletakkan pada kalimat berbeda.

 Contoh Soal:

      “Hmm....tidak, maksud saya apakah kamu tidak bosan?” pertanyaan lanjutan buat bapak. Gila, sepertinya ini orang sedang didera kebosanan dengan kerjanya. Ah, tapi apa mungkin. Kalau tidak kenapa dia bertanya dengan pertanyaan konyol seperti itu.? Hatiku berdialog sendiri.

     Suasana ruangan membisu. Kulirik bapak angkatku. Bapak diam. Bukan diam biasa. Ada kebijaksanaan dan wibawa tercipta di wajahnya dan aku baru tahu itu. Perkenalanku dengan bapak angkatku belumlah lama, baru sepekan lebih dua hari. Sejauh ini aku lihat bapak orangnya humoris, kocak, suka bercanda dan jarang serius. Tapi pagi ini beda sekali.

 Makna kata membisu pada kutipan cerpen tersebut adalah ...

A.        tanpa suara (hening)

B.        seperti orang bisu

C.        tidak dapat berkata-kata

D.        diam saja

Kunci : A

Pembahasan : Berdasarkan konteksnya berupa ruangan, kata membisu berarti tanpa suara (hening) Hal ini didasarkan pada isi cerita kutipan, yaitu Suasana ruangan membisu. Bapak diam. Bukan diam biasa. Sejauh ini aku lihat bapak orangnya humoris, kocak, suka bercanda dan jarang serius. Tapi pagi ini beda sekali. 

“Ya, aku belajar dari keledai,” jawab sang anjing gunung sambil pergi menjauh dari hadapan macan tersebut. “Aku tak mau mengulang nasib yang sama dengan keledai,” celetuk anjing gunung yang sangat kecewa dengan keserakahan sang macan tutul. Akhirnya, ia pun berjanji pada diri sendiri bahwa di suatu hari tidak akan mau lagi bekerja sama dengannya.

 Makna kata celetuk pada kutipan fabel tersebut adalah ....

A.        berkata secara kasar

B.        berkata dengan nada kesal

C.        berkata secara spontan

D.        berkata dengan keras

Kunci : C

Pembahasan : berdasarkan konteksnya, kata celetuk berarti berkata secara spontan didasarkan pada cerita anjing gunung yang kecewa terhadap macan tutul menjawab sambil pergi menjauh darihadapan macan. Kekecewaan biasanya akan membuat seseorang berkata tanpa dipikirkan terlebih dahulu (spontan), apalagi sambil pergi menjauh.

 

b.        Menentukan Makna Tersurat dalam Cerpen dan Fabel

Makna tersurat adalah makna yang secara jelas atau eksplisit dapat kita temukan di dalam kalimat-kalimat yang tertulis. Makna tersurat dalam cerpen dan fabel dapat dipahami secara langsung melalui kalimat-kalimat yang tertulis dalam teks cerpen dan fabel tersebut.

 

Contoh Soal

Dia duduk di samping jendela, di bawah sinar lampu yang temaram. Mencoba memandang langit yang gelap, hanya ada rembulan yang memantulkan sebagian dari cahaya matahari. Tak ada bintang yang terlihat, semua bersembunyi di balik awan, barangkali malu untuk kulihat, katanya dalam hati seraya tersenyum. Angin malam berhembus sepoi-sepoi, seolah menghembuskan udara pada wajahnya yang lembut. Awan bergerak perlahan, memberikan seni tersendiri di kegelapan malam. Ah, ternyata ada satu bintang di balik awan, senyumnya tersungging di balik bibirnya yang mungil.

 Latar waktu cerita kutipan cerpen tersebut adalah ....

A.        pagi

B.        malam

C.        siang

D.        sore

Kunci: B

Pembahasan : Waktu malam ditunjukkan pernyataan: memandang langit yang gelap, hanya ada rembulan yang memantulkan sebagian dari cahaya matahari. Tak ada bintang yang terlihat

   Adapun hewan buruan yang mereka dapatkan adalah kelinci, rusa, kerbau, kijang, kambing, dan juga uncal. Dan kini saatnya mereka berbagi hewan tangkapan satu sama lain.

   “Keledai, bagilaah makanan itu!” pinta sang macan tutul. Kemudian macan tutul pun menghitung jumlah tangkapan yang didapat. Sesudah itu sang keledai membagi hewan tersebut menjadi tuga bagian yang banyaknya sama.

   Melihat itu , sang macan tutul menjadi marah dan langsung menerkam keledai hingga mati. Dengan demikian, bertambahlah tumpukan hewan tangkapannya. Lalu, macan tutul pun menoleh ke arah anjing gunung dan berkata, “Sekarang kamu yang harus membagikan hewan tersebut.”

   Akhirnya, anjing gunung pun mendekati hewan tangkapan tersebut dan membagi dua tumpukan yang sama besarnya. Sesudah itu, ia menggigit kelinci di mulutnya yang besarnya amat kecil dan tentu saja tidak berarti untuk sang macan tutul.

   Macan tutul yang awalnya marah akhirnya  menjadi reda ketika melihat anjing gunung berhasil membagikan hewan tangkapan dengan sangat adil.

Tokoh utama kutipan fabel tersebut adalah ....

A.        Keledai

B.        Anjing Gunung

C.        Macan Tutul

D.        Kelinci 

Kunci: C

Pembahasan: Tokoh macan tutul merupakan tokoh yang menjadi sentral cerita, menentukan jalannya cerita, dan yang paling banyak diceritakan.

 

c.         Menentukan Bagian dalam Cerpen dan Fabel

Cerpen dan fabel terdiri atas bagian-bagian teks yaang tersusun sehingga menjadi suatu teks yang utuh. Bagian-baagian teks ini membentuk alaur cerita cerpen atau fabel. Menentukan bagian dalam cerpen atau fabel berarti menentukan suatu tahapan alur cerpen atau fabel.

Secara umum, alur terbagi ke dalam bagian-bagian berikut.

1)        Perkenalan (exposition): pengarang memperkenalkan para tokoh, menata adegan, dan hubungan antartokoh.

2)        Awal konflik (complication): disajikan peristiwa awal yang menimbulkan berbagai masalah, pertentangan, ataupun kesukaran-kesukaran bagi para tokohnya.

3)     Menuju konflik (rising action): terjadinya peningkatan perhatian kegembiraan, kehebohan, ataupun keterlibatan berbagai situasi yang menyebabkan bertambahnya kesukaran tokoh. Pengarang semakin meningkatkan permasalahan yang dihadapi tokoh.

4)     Puncak konflik (turning point): disebut juga sebagai klimaks, tahap puncak permasalahan yang dihadapi tokoh, ditentukan perubahan nasib beberapa tokoh, misalnya apakah dia berhasil menyelesaikan permasalahan atau gagal.

5)       Penyelesaian (ending): akhir cerita, berisi penjelasan tentang nasib-nasib yang dialami tokohnya setelah mengalami peristiwa puncak itu. Akan tetapi, ada pula pengarang yang menyerahkan ending ceritanya kepada para pembaca. Akhir cerita dibiarkan menggantung. Ending seperti ini dinamakan ending terbuka.

 

Contoh Soal:

1. Bacalah kutipan cerpen berikut!

Aku menyerah untuk mengganggu mereka. Aku biarkan mereka menuju tempat yang lebih nyaman, perlahan aku tahu ternyata mereka berjalan menuju rumah baru yang lebih aman dan rumah sebelumnya. Ratu mereka memerintahkan untuk pindah karena tempat yang lama dirasa sudah tidak memberikan perlindungan bagi mereka lagi. Perjalanan mereka yang jauh akhirnya bermuara pada tempat yang lebih baik dari sebelumnya, di sana mereka kembali menata kehidupan mereka.

 

Kutipan cerpen tersebut merupakan bagian ....

A.        perkenalan

B.        awal konflik

C.        puncak konflik

D.        penyelesaia

Kunci: D

Pembahasan: Kutipan cerpen tersebut merupakan akhir cerita yang berisi penjelasan tentang nasib-nasib yang dialami tokohnya, yaitu setelah melakukan perjalanan yang jauh dan penuh tantangan, akhirnya semut menemukan tempat yang lebih baik. Pernyataan kuncinya adalah Perjalanan mereka yang jauh akhirnya bermuara pada tempat yang lebih baik dari sebelumnya.