a. Membandingkan Pola Pengembangan Cerpen dan Fabel
Pada
umumnya, tiap teks memiliki pola pengembangan tersendiri. Meski berjenis sama,
misalnya teks cerpen, setiap pengarang mempunyai kecenderungan berbeda dalam
mengembangkan karangannya. Salah satunya bisa dilihat pada paragraf awal teks
cerita, yaitu bagaimana pengarang memulai menulis ceritanya.
Ada
beberapa cara yang digunakan pengarang untuk mengawali cerita, yaitu:
1)
Memunculkan
masalah yang harus diselesaikan oleh tokoh cerita. Paragraf pertama cerita
langsung mengetengahkan pokok persoalan yang harus diselesaikan tokoh cerita.
2)
Memulai dengan
aksi. Paragraf pertama langsung menggambarkan tindakan atau tingkah laku tokoh.
3)
Memberikan garis
besar cerita. Pembaca bisa mengidentifikasi garis besar cerita hanya dengan
membaca paragraf pertama.
4)
Mengisyaratkan
bahaya (ketegangan). Pembukaan ini memberi pertanda kepada pembaca tentang
bahaya yang menghampiri tokoh.
5)
Menampilkan
lokasi cerita. Pembukaan ini memberi peetunjuk kepada pembaca adanya hubungan
spesial antara lokasi kejadian dengan karakter dan tema cerita secara
keseluruhan.
Contoh:
Kutipan I |
Kutipan II |
Dalam seminggu terakhir, musim hujan
telah datang. Kawanan kera yang tinggal di lereng gunung tentu saja merasa
bimbang. Mereka kebingungan akan mencari tempat berteduh yang aman di mana.
Mereka tahu persis bahwa lereng gunung yang mereka tempati sudah gundul dan
bisa-bisa longsong karena terus terguyur hujan. |
Seekor kadal tengah berjalan di pinggir
kolam. Kadal tersebut rupanya sedang mencari kegiatan baru karena ia ingin
mendapatkan sesuatu yang baru. Bahkan, ia ingin berpetualang saat ia berjalan
di pinggiran kolam sembari mengeluarkan lidahnya. Kemudian ia melihat sebuah kepala yang
berlenggok=lenggok seolah tengah mencari sesuatu. Kadal pun mendekatinya dan
akhirnya dia kaget lantaran dia melihat seekor ular liar. Ular air tersebut
ternyata juga menyadari adanya sang kadal, lalu ia berusaha mendekatinya |
Dimulai dengan masalah |
Dimulai dengan aksi |
b. Membandingkan Penggunaan Bahasa Cerpen dan Fabel
Tiap jenis teks memiliki ciri
kebahasaan sehingga membedakan jenis teks satu dengan teks lainnya. Perbedaan
penggunaan bahasa bisa terjadi pada jenis teks yang berbeda atau pada jenis
teks yang sama. perbedaan bisa terlihat pada penggunaan kata ganti, kata
hubung, rujukan kata,kata sandang, kata yang menunjukkan latar (waktu, tempat,
suasana), kata kerja, dan jenis kalimat (tunggal/majemuk)
Contoh soal
1. Bacalah kutipan cerpen berikut!
Kutipan I |
Kutipan II |
Kecemasan memuncak ketika hari kedua
Nyonya Rusmini tidak juga ke luar kamar. Ini bukan kebiasaannya. Sesuatu
pasti telah terjadi. Selera makan kami hilang dan kecemasan telah merasuki
kepala sejak fajar merekah. Saat matahari telah menguasai hari, di antara
kepanikan dan gelisah yang saling melengkapi, kami memutuskan mendobrak pintu
kamar Nyonya Rusmini. Tubuh ringkih itu tergeletak di atas
kasurnya. Dingin. Kaku. Kami hanya mampu meraung putus asa. Berteriak.
Berusaha mengeluarkan suara paling nyaring di telinganya agar Nyonya Rusmini
terbangun. Tetapi tubuh itu membeku, kaku. Seperti ingin membekukan sejarah
kelam dalam dunianya, entah dunia yang ke berapa. Hingga sesuatu menyita
perhatian kami. Lukisan lelaki bertopi bowler menggigit cerutu tak ada lagi
di tembok kamar. |
Suatu hari, aku sedang berjualan di
stasiun. Aku melihat seseorang yang sepertinya kukenal. Aku ingat! Dia adalah
orang yang dahulu keluar dari ruangan ibuku setelah kecelakaan itu
berlangsung. Aku menghampiri dan menyapanya. Namun, ia menatap wajahku,
seolah-olah mengingat kembali. “Apa ibu ingat kejadian lima tahun lalu?” aku
mencoba mengingatnya. Sontak ia terdiam. Air matanya menetes di pipinya,
sedang aku, apakah aku berdosa telah membuat orang tua itu menangis karena
ucapanku? Ia memelukku dan berkata. “Kamu anak wanita itu? Kamu sudah besar?
Maafkan saya, Nak. Saya telah menabrak ibumu. Saya benar-benar bersalah,
maafkan saya, Nak.” |
Menggunakan majas |
Tidak menggunakan majas |
Pembahasan: Pada kutipan I terdapat kalimat Kecemasan memuncak ketika ... dan Kami hanya mampu meraung putus asa berisi penggambaran
suatu keadaan secara berlebihan (majas hiperbola). Saat matahari telah menguasai hari
merupakan majas personifikasi, sedangkan kutipan II tidak bermajas.
2. Bacalah kutipan fabel berikut!
Kutipan I |
Kutipaan II |
Pada suatu hari di musim panas, ada
gerombolan semut yang berjalan dan membawa makanan di atas kepala mereka.
Mereka terlihat sangat kompak. Pemimpin mereka memberi aba-aba ketika harus
melangkah dan berbelok. Semut tersebut selalu mengikuti petunjuk sang
pemimpin hingga tibalah mereka di sarangnya. Sesudah meletakkan hasil bawaan, mereka
berpisah untuk menjalankan tugas lain. Ada salah satu semut yang masih muda.
Ia penasaran dengan dunia di luar sarangnya. Ia pun akhirnya izin kepada sang
pemimpin untuk pergi dan melihat-lihat dunia luar. Sang pemimpin pun
menjawab, “ Anakku, apabila engkau hendak pergi untuk jalan-jalan, boleh
saja. Namun, engkau harus hati-hati karena di luar sarang ini dunia amat luas
dan juga kejam,” pesan pemimpin tersebut. Sesudah menyiapkan bekal, semut muda pun
pamit kepada sang pemimpin, “Pak pemimpin, aku akan pergi sekarang juga.”
Pemimpin menjawab, “Hati-hati di jalan dan cepatlah pulang!’ |
Di suatu tempat, tepatnya di tengah
hutan, hiduplah seekor semut yang rajin. Ia selalu mencari makanan dan
menyimpannya di lumbung. Ia sangat semangat sekalipun harus diguyur hujan dan
disengat teriknya matahari. Suatu hari, saat ia tengah membawa
makanan untuk disimpan di lumbung, ia bertemu dengan seekor belalang yang bermalas-malas
sambil berjemur. Belalang itu bertanya, “Hai, semut, apa yang sedang
kaulakukan?” “Aku sedang bersusah payah mengumpulkan
makanan di lumbung, jawab semut. Mendengar itu, belalang pun menimpali, “Buat
apa susah payah mengumpulkan makanan, di hutan ini banyak makanan yang bisa
disantap.” |
Menggunakan kata sandang |
Tidak menggunakan kata sandang |
Pembahasan: Kutipan I menggunakan kata sang. Kata-kata itu merupakan kata sandang, selain si, dang, hang, yang, dan para,
sedangkan kutipan II tidak menggunakan kata sandang.
0 Comments